Bayar Rp 25 Juta Seminggu, Baim Wong Murka Rumahnya Belum Jadi, Bongkar Kelakuan Tukang Bangunan
Kesal, raut wajah Baim Wong memerah kala mengurai cerita mengenai pembangunan rumahnya yang belum jua selesai.
Memasuki bulan keenam dalam pembangunan, rumah impian Baim Wong nyatanya
belum berdiri kokoh.
Jangankan rumahnya, tiang pondasi rumah Baim Wong saja belum terpasang
dengan benar.
Dalam vlog di kanal Baim Paula, aktor sekaligus Youtuber itu pun
membongkar penyebab rumahnya belum selesai dibangun.
Dikutip TribunnewsBogor.com pada Rabu (28/4/2021), Baim Wong mendatangi
rumahnya yang masih belum rampung pembangunannya.
Biasa ramai, lingkungan pembangunan rumah tersebut tampak sepi.
Rupanya, Baim Wong sengaja memberhentikan paksa seluruh pekerja bangunan
di rumahnya tersebut.
"Lihat, enggak ada orang (pekerja) sama sekali, jadi diberhentiin secara
paksa," ujar Baim Wong.
Mengurai cerita, Baim Wong mengungkap perihal kejanggalan di pembangunan
rumahnya.
Diakui Baim Wong, semua kejanggalan itu terungkap usai dirinya menyewa
jasa MK.
"Semua ini ketahuan setelah saya punya MK. Tugasnya itu adalah apa yang
diminta arsitek dan struktur harus dijalanin dengan spek yang sama,"
pungkas Baim Wong.
Dibayar Baim Wong untuk menginvestigasi pembangunan rumah, MK pun
akhirnya membuat kesimpulan.
Bahwa penyebab pembangunan rumah Baim Wong tersendat adalah akibat
perbuatan pekerja, yang dalam hal ini adalah mandor.
"Setelah MK itu ada di sini selama seminggu, munculah sesuatu yang
tidak disuka. Akhirnya ketemulah, yang harusnya buat pondasi pakai 300
apalah, dibelinya malah yang 250," ujar Baim Wong.
Mendengar analisa MK, Baim Wong lantas mengadakan rapat dadakan dengan
arsiter dan mandornya.
Baim Wong langsung bertanya mengapa mandor membeli bahan untuk pondasi
tapi tidak sesuai dengan permintaan arsitek
"Ribet, pusing saya, ampun !" imbuh Baim Wong.
Ditanya Baim Wong, sang mandor santai menjawabnya.
Hal itu lah yang akhirnya membuat Baim Wong kesal.
Sebab Baim Wong terkejut kala sang mandor tidak mengikuti instruksi
dari arsitek.
"Jawabannya dari mandor '250 juga udah kuat'. Bingung gue, kan
disuruhnya 300, kenapa beli yang 250 ?. Sudah ada gambar segede
bagong, kita juga mahal bikin gituan, eh kagak diikutin," pungkas
Baim Wong.
Ikut menengok pembangunan rumah Baim Wong, sang sopir, Pak Slamet
pun berkomentar sinis.
"Mana ini enggak jadi-jadi ? Digeletakin aja ini enggak
diberdiriin," komentar Pak Slamet.
Bercerita kepada Pak Slamet, Baim Wong berkeluh kesah.
Baim Wong curhat bahwa ia sudah merogoh uang Rp 25 juta tiap
minggunya selama enam bulan.
Uang tersebut digelontorkan Baim Wong untuk membayar tukang
bangunan.
Adapun mengenai beton yang salah dibeli mandor, Baim Wong menyebut
hal itu masih bisa diakali.
Namun untuk para pekerja, Baim Wong tampaknya berniat untuk
mengganti seluruh pekerjanya.
Sebab selama enam bulan, Baim Wong sudah merogoh kurang lebih Rp 600
juta hanya untuk membayar pekerja bangunan.
Dan hasilnya, rumah impiannya belum selesai, bahkan pondasinya saja
belum terpasang.
"Beton masih bisa diakalin, masih bisa selamet," pungkas Baim Wong.
"Yang enggak bisa selamet itu pekerja ini, seminggu itu tahu berapa
? Seminggu itu Rp 25 juta," sambungnya.
"Yang kerja ada ?" tanya Pak Slamet.
"Ada 39 orang yang kerja. Sehari Rp 150 ribu. Hitungin aja," ujar
Baim Wong.
Kembali bercerita, Baim Wong mengaku bahwa pembangunan rumahnya
disetop sementara karena pondasinya dibangun dalam posisi tidak
benar.
Arsitek pun takut rumahnya Baim Wong kelak akan roboh jika pekerja
tidak mengikuti permintaannya.
"Begini begini mulu, kapan tinggal di sini ?" keluh Baim Wong.
Meski sempat kesal, Baim Wong nyatanya bisa memetik hikmah dari hal
tersebut.
"Proses itu bisa menyenangkan dan tidak. Tapi harus dinikmati. Proses
itu menuju ke keberhasilan. Nanti Insya Allah setelah ini selesai,
cepat, enggak ada apa-apa. Mending cobaan itu di awal," imbuh Baim
Wong.
Suami Paula Verhoeven itu mengaku akan mengambil pelajaran dari kasus
pembangunan rumahnya yang terbengkalai tersebut.
"Berapa uang yang sudah keluar ? Enggak apa-apa ya walaupun nyesek
banget ya. Daripada kesal sendiri, mending jadi pelajaran aja,"
"Seminggu 25 jetong, mahal juga, napas dulu dah. Mudah-mudahan
dimudahkan. Mudah-mudahan cepat jadi. Enggak mahal banget. Gila, gila,
gila !" pungkas Baim Wong.
Ditimpa masalah, Baim Wong mengaku banyak teman-temannya yang ingin
membantunya.
"Semua teman-teman saya kasihan sama saya. Pada nelponin saya. Kasihan
katanya 8 bulan, masa gitu doang. Pada mau bantuin. Baik-baik ya teman
saya itu," akui Baim Wong.
(*)