Sikap Warga Kampung di NTT Lihat Betrand Peto yang Kini Jadi Anak Ruben Onsu dan Sarwendah Terekam
Kini jadi anak Ruben Onsu dan Sarwendah, nasib Betrand Peto yang tinggalkan kampung halamannya kembali dibahas oleh Ferdy Peto dan warga Cancar, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Berangkat dari desa kecil menuju ibu kota Jakarta untuk meraih mimpinya
sebagai seorang penyanyi muda, Betrand Peto kini sudah berhasil
mengukuhkan dirinya sebagai seorang musisi yang patut
diperhitungkan.
Berawal dari kisah harunya yang penuh perjuangan untuk menuju Jakarta,
suara emas Betrand Peto akhirnya memancing simpati Ruben Onsu hingga
memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak.
Berkat dukungan dan kerja keras dari Ruben Onsu dan Sarwendah, kini
Betrand Peto telah berubah menjadi remaja sukses dengan penampilannya yang
semakin tampan dan juga memukau.
Bukan hanya semakin matang dalam dunia tarik suara, Ruben Onsu dan
Sarwendah juga memperhatikan betul pertumbuhan Onyo mulai dari soal
pendidikan hingga gizi yang diasupnya.
Sontak perubahan Betrand Peto usai meninggalkan kampung halamannya
tersebut pun mendapat respon dari warga Cancar tempat asal Onyo
tinggal.
Hal ini seperti yang tampak lewat unggahan video di kanal youtube Ferdy
Peto, Rabu (8/9/2021).
"Baik bapak sales berdua oppa tetuanya Onyo, bagaimana melihat
perkembangan Onyo secara fisik, artinya perubahan apa yang bapak - bapak
lihat sejak Onyo masih di NTT sampai dengan di Jakarta saat ini?" tanya
Ferdy Peto.
"Perkembangan fisik atau perkembangan biologis tentang Onyo sangat
sangat ada kemajuan dari segi pertumbuhannya sejak dia di Cancar
Manggarai sampe sekarang di Jakarta sungguh luar biasa," sahut pria yang
disebut sudah mengenal Onyo sedari kecil tersebut.
Ia pun turut kembali mengenang masa kecil Onyo ketika tubuhnya masih
sangat kecil dan mengalami ketidak seimbangan gizi.
"Dari fisik yang cukup seimbang kurang seimbang dengan gizi, setelah
sampai di Jakarta Onyo ini dibimbing oleh kedua orang tuanya (Ruben dan
Sarwendah) sehingga juga dalam gizi makanan, jadi mereka sangat
memperhatikan perkembangan fisik dan biologis Onyo ini," imbuhnya lagi.
Perubahan tubuh Onyo yang semakin sehat itu tak dipungkiri turut membuat
warga kampung halaman yang selama ini masih terus memperhatikan
perkembangannya ikut merasa senang.
"Kemarin itu tuhan memang memberi jalan ya, anak ini dasarnya punya
bakat kita juga tidak tahu jalan tuhan, doa saya cuma satu untuk orang
tuanya pak Ruben,
dan ini sangat luar biasa bahkan setiap saya lihat Betrand ini saya
selalu berdoa bukan untuk Betrandnya tapi untuk Pak Ruben dan Bu
Sarwendahnya," timpal Sales warga Manggarai yang sudah dianggap sebagai
kakek Onyo.
Menjadi salah satu saksi jatuh bangun Onyo merintis karir, Ia
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan ketersediaan Ruben dan
Sarwendah untuk membantu Betrand Beto meraih mimpinya.
"Secara singkat saya mau menyampaikan terima kasih kepada Pak Ruben dan
IBu Sarwendah yang kemarin memilih Betrand atau Onyo untuk menjadi anak
mereka," imbuhnya.
Keindahan Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) tak henti menawarkan keindahan tempat
wisatanya.
Selain Labuan Bajo, kamu juga bisa berkunjung ke Bukit Cinta saat
berlibur ke NTT.
Lokasi persis Bukit Cinta yakni di Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar,
Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tempat ini terletak di pinggir kanan jalan lintas pantai utara (pantura)
Pulau Flores.
Di sini, pengunjung dimanjakan beragam spot foto dengan latar
pemandangan alam, salah satunya Laut Flores.
Selain itu ada juga spot foto pohon bakau yang rimbun berjejer di
pinggir pantai Teluk Nanga Lok.
Hamparan bebukitan juga berdiri tegak di bagian timur. Ada juga
pemandangan jalanan meliuk apik di kaki Bukit Cinta.
Pengunjung asal Nanga Baras, Odes Amin mengungkapkan, pegunjung yang
datang ke Bukit Cinta bisa menikmati berbagai panorama sekaligus,
seperti pantai, bebukitan, hutan, dan lembah.
Akses dan harga tiket masuk Bukit Cinta
Wisatawan yang ingin melepas lelah di akhir pekan dapat berkunjung di
tempat ini.
Wisata yang berangkat dari Kota Ruteng bisa melewati Reo dan selanjutnya
ke Pota, ibu kota Kecamatan Sambi Rampas.
Rute tersebut menempuh jarak sekitar 90 kilometer (km) dengan waktu
perjalanan sekitar 4-4,5 jam.
Sementara wisatawan yang berangkat dari Borong menuju Pertigaan
Bealaing, lalu dilanjutkan ke Watunggong, dan terakhir menuju Lengko
Ajang dan Pota.
Pengunjung yang lewat rute ini menempuh jarak sekitar 130 km dengan
waktu perjalanan sekitar lima jam.
Sampai di Pota, perjalanan dilanjutkan ke arah timur sejauh kurang lebih
10 km dengan waktu tempuh 30 menit.
Kondisi jalanan beraspal dan mulus.
Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau jasa travel.
Kendaraan dapat diparkirkan di pinggir jalan di kaki bukit.
Wisata Bukit Cinta dibuka setiap saat dan tidak ada biaya masuk di sana.
Pengunjung harus tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 dengan
memakai masker, jaga jarak, dan selalu mencuci tangan.
(*)