Penampilan Ashanty dan Krisdayanti Kala 7 Bulanan Aurel & Atta Tuai Sorotan, Caren Delano Bereaksi
Penampilan Ashanty dan Krisdayanti kala hadir di acara 7 bulanan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menuai sorotan.
Keadaan ini membuat sang desainernya, Caren Delano memberikan penjelasan
terkait ini.
Diketahui, tepat pada Sabtu 18 Desember 2021 kemarin, Aurel Hermansyah
dan Atta Halilintar menggelar acara tujuh bulanan.
Acara mitoni anak pertama mereka itu digelar dengan megah di sebuah hotel
ternama di Jakarta.
Dalam acara tersebut, tampak sederet artis populer Tanah Air pun turut
hadir, mulai dari Lesti Kejora, Paula Verhoeven dan lain
sebagainnya.
Penampilan para selebriti ini pun banyak mencuri perhatian publik.
Namun, netizen justru fokus menyoroti penampilan Ashanty dan
Krisdayanti.
Banyak yang menilai bahwa fashion yang dikenakan Ashanty selalu
ketinggalan dari Krisdayanti.
Mendengar hal itu, Caren Delano sebagai desainer yang ditunjuk Aurel
dalam mendesain baju di acara mitoni itu pun angkat bicara.
Caren Delano mengatakan bahwa setiap perempuan memiliki karakter dan
selera masing-masing.
"Nggak juga, mungkin beda lah ya. Karena kan setiap karakter perempuan
kan berbeda-beda," ucapnya, dilansir Tribun Style dari YouTube Populer
Seleb pada Senin, 20 Desember 2021.
Oleh karena itu, Caren pun tak bisa menyamakan cara berpakaian dan
selera antara Krisdayanti dan Ashanty.
"Kita tidak bisa menyamakan mimi Krisdayanti dengan bunda Ashanty.
Karena tidak ada perempuan yang sama dengan karakternya, karakter
pribadi dalam dirinya dan juga cara berpakaian," kata caren menjelaskan.
Krisdayanti yang selalu dinilai lebih keren pun bukan berarti
menunjukkan penampilan Ashanty tidak bagus, begitu pula sebaliknya.
"Mimi Krisdayanti punya caranya berdandan, begitu pun juga bunda
Ashanty.
Nggak bisa dibilang 'oh bunda Ashanty itu nggak keren' nggak juga kayak
gitu," katanya.
"Karena kalau kita bicara tentang keren, stylish, kita nggak bisa bilang
kalau stylish yang keren itu harus seperti A gitu," pungkas Caren
Delano.
Simak video lengkapnya:
Menilai Kepribadian Seseorang Lewat Cara Berpakaian
Pernahkah Anda tanpa sadar menganggap seseorang dengan pakaian bermerek
lebih kompeten dibandingan mereka yang hanya mengenakan pakaian kasual?
Jika iya, tidak perlu khawatir karena menilai orang lain lewat cara
berpakaian adalah hal yang cukup normal.
Begini, peristiwa ini kerap terjadi terutama di dunia kerja. Bahkan,
ketika Anda sudah diberitahu bahwa pakaian tidak berhubungan dengan
kemampuan seseorang, tetapi tanpa sadar penilaian ini masih terus
dilakukan.
Menurut penelitian dari Nature Human Behaviour, perilaku menilai orang
lain lewat pakaian mereka sudah menjadi naluri alamiah hampir sebagian
orang. Di dalam jurnal tersebut disebutkan terdapat sembilan studi yang
melibatkan masyarakat awam dan mahasiswa.
Kedua kelompok tersebut diberikan gambar berisi wajah secara acak dan
dipasangkan dengan pakaian bagian atas yang terlihat mahal dan murah.
Kemudian, para peserta diminta untuk menilai kemampuan wajah yang
diberikan.
Kesembilan penelitian tersebut menunjukkan bahwa wajah orang yang
dipasangkan dengan pakaian bermerek dianggap lebih kompeten. Reaksi
tersebut muncul meskipun peserta telah diperingatkan untuk tidak menilai
kepribadian wajah lewat cara berpakaian mereka.
Pada studi pertama, para ahli mencoba memberikan penjelasan yang cukup
beragam dan panjang terhadap gambar yang mereka perlihatkan kepada
peserta. Hal tersebut bertujuan untuk melihat apakah penjelasan tersebut
akan memengaruhi pandangan peserta terhadap orang lain.
Pada empat penelitian berikutnya, peneliti juga meminta peserta untuk
tidak terlalu memperhatikan pakaian orang yang ada di gambar. Para
peserta diimbau lebih berfokus terhadap wajah orang tersebut
dibandingkan hal-hal lainnya.
Walaupun demikian, data menunjukkan bahwa instruksi tersebut tidak
memberikan dampak yang cukup besar terhadap hasil akhir. Pasalnya,
delapan studi pertama peserta tetap memasukkan cara berpakaian sebagai
faktor penentu penilaian terhadap orang lain sebanyak 83%.
Sementara itu, pada penelitian ke-9 peneliti mencoba metode lain yaitu
membuat peserta memilih wajah yang lebih berkompeten tanpa dipasangkan
dengan pakaian terlebih dahulu.
Hasilnya pun tidak begitu terlalu berbeda karena sekitar 70% peserta
tetap menganggap mereka yang memakai pakaian mahal terlihat lebih mampu.
Dampak menilai orang lain lewat pakaian mereka
Pada akhir penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan
peserta sulit mengendalikan naluri alamiah untuk menilai kepribadian
lewat cara berpakaian mereka.
Mereka juga berpendapat bahwa pakaian yang merupakan bagian dari status
ekonomi juga memengaruhi penilaian peserta. Efek pakaian terjadi dalam
berbagai kondisi yang diberikan oleh peneliti, termasuk ketika mereka
memperingatkan peserta untuk tidak terlalu melihat pakaian.
Maka dari itu, penelitian ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa
masyarakat dengan status ekonomi yang lebih rendah cenderung kurang
dihormati dan tidak dianggap berkompeten.
Salah satu tantangan yang mungkin mereka hadapi adalah kesan pertama
yang cenderung muncul dalam waktu singkat. Akibatnya, menilai
kepribadian seseorang lewat cara berpakaian pun tidak dapat dihindari.
Penghakiman ini memberikan dampak yang cukup serius di kehidupan nyata.
Mengutip apa yang dikatakan oleh penulis studi, Eldar Shafir, kemiskinan
memilki berbagai tantangan.
Menurut profesor ilmu perilaku dan kebijakan publik tersebut, penampilan
fisik, status sosial, dan psikologis yang tidak mendukung dianggap
memiliki kemampuan yang lebih rendah.
Akibatnya, menilai kepribadian dari cara berpakaian seperti ini dapat
membuat masyarakat dengan status sosial lebih rendah cenderung kurang
dihargai. Akhirnya, menambah nilai pada diri sendiri pun menjadi
terhambat karena adanya beban psikologis yang dihasilkan dari apa yang
mereka pakai.
Tips mengurangi menilai orang lain lewat pakaian
Sadar atau tidak, hampir semua orang pernah menilai kepribadian dan
kompetensi orang lain lewat cara berpakaian mereka. Namun, kebiasaan ini
tentu memiliki pengaruh yang cukup buruk, terutama ketika orang yang
Anda nilai tidak sesuai dengan kenyataan.
Akibatnya, Anda mungkin merasa malu karena merasa gambaran status sosial
lewat pakaian bermerek cukup penting. Namun, tanpa sadar mungkin
perilaku ini akan kembali berulang.
Maka dari itu, Anda bisa mengurangi untuk menilai seseorang lewat
pakaian mereka dengan beberapa cara berikut:
- Tidak menyalahkan diri sendiri
- Berpikir dahulu sebelum menilai orang lain dan mengucapkannya
terang-terangan
- Melihat hal-hal positif yang dilakukan orang lain
- Mengingatkan diri sendiri bahwa orang lain adalah manusia biasa, sama
seperti Anda
- Berpikiran lebih terbuka terhadap apa yang orang lain pakai dan pilih
- Melihat perilaku diri sendiri, apakah sudah pantas menilai orang lain
atau belum
- Mencoba mempercayai orang meskipun ragu (benefit of the doubt)
Perlu diingat bahwa peluang kesalahan akan penilaian terhadap orang
lain, terutama lewat penampilan cukup besar. Maka dari itu, cobalah
untuk ingat bahwa tidak semua orang berkompeten selalu menggunakan
pakaian bermerek atau mahal.
(*)